6
Teknik Penulisan Artikel Koran/Majalah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Informasi adalah salah satu
kebutuhan paling penting bagi masyarakat era globalisasi yang konsumtif. Lebih
dari itu, masyarakat menuntut informasi yang berbau aktual, segar dan faktual
sebagai akibat dari arus pasang globalisasi yang sangat cepat. Pers atau media
massa dipilih sebagai salah satu sarana agar sirkulasi informasi tersebut dapat
berjalan stabil dan dinamis di masyarakat.
Media massa seperti koran atau
majalah ditantang sanggup menghadirkan tulisan yang layak dihadapan pembacanya.
Artinya, sebuah tulisan atau karangan dituntut memiliki eksistensi yang
sesungguhnya. Atas dasar itulah sebuah media harus memperhatikan teknik
penulisan dalam pembuatan produknya.
Artikel termasuk tulisan media
massa yang membutuhkan teknik penulisan yang sistematis. Artikel sendiri
merupakan karangan yang dianalisa dari perspektif berbeda dan bersifat
subjektif.
B.
Rumusan Masalah
Makalah ini membahas permasalahan yang berkaitan dengan:
1.
Apa pengertian artikel koran / majalah?
2.
Apa tujuan artikel koran /
majalah?
3.
Apa ruang lingkup artikel koran /
majalah?
4.
Bagaimana langkah penyusunan
artikel koran / majalah?
5.
Apa contoh dari
artikel koran / majalah?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Artikel
Koran/Majalah
Artikel dalam bahasa Inggris
ditulis “article”. Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs.
S. Wojowasito dan W.J.S. Poerwodarminto, article berarti “karangan”. Artikel (article) dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) terbitan Balai Pustaka didefinisikan sebagai karya tulis
lengkap di media massa seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya.
Dalam lingkup jurnalistik, para
pakar komunikasi menerjemahkan artikel berdasarkan sudut pandang masing-masing.
Menurut R. Amak Syarifuddin, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Massa
(STIKOSA-AWS) Surabaya, artikel adalah suatu tulisan tentang berbagai soal,
mulai politik, sosial, ekonomi budaya, teknologi, olahraga, dll.[1]
Artikel adalah tulisan lepas
berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang
sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu
(informatif) memengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau
menghibur khalayak pembaca (rekreatif). Disebut lepas karena siapapun boleh
menulis artikel dengan topik bebas sesuai minat dan keahliannya masing-masing.
Selain itu artikel yang ditulis tersebut tidak terikat dengan berita atau
laporan tertentu. Ditulisnya pun boleh kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa
saja.
Secara teknis jurnalistik,
artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam surat kabar atau
majalah. Disebut salah satu, karena masih ada bentuk opini yang lain.
Analoginya sederhana, kalau kita membuka halaman demi halaman surat kabar atau
majalah maka secara umum isinya dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar.
Kelompok pertama adalah berita (news),
kelompok kedua disebut opini (views),
kelompok ketiga dinamakan iklan (advertising).
Kelompok berita, meliputi berita
langsung (straight news), berita foto
(photo news), berita suasana-berwarna
(colour news), berita menyeluruh (comprehensive news) berita mendalam (depth news), berita penafsiran (interpretative news), dan berita
penyelidikan (investigative news).
Kelompok opini, meliputi tajuk rencana atau editoril, karikatur, pojok,
artikel, kolom, dan surat pembaca. Untuk memisahkan secara tegas antara berita
(news) dan opini (views), maka tajuk rencana, karikatur,
pojok artikel, dan surat pembaca ditempatkan pada satu halaman khusus.
Pemisahan secara tegas berita dan opini tersebut merupakan konsekuensi dari
norma dan etika luhur jurnalistik yang tidak menghendaki berita sebagai fakta
objektif, diwarnai atau dibaurkan dengan opini sebagai pandangan yang bersifat
subjektif.[2]
2.
Tujuan Penulisan
Artikel Koran/Majalah
Artikel memiliki beberapa
tujuan dalam penulisannya seperti diungkapkan oleh AS Haris Sumadiria, yakni:
a.
Memberitahu
(informatif)
Artikel memberikan sejumlah informasi penting bagi pembaca tanpa ada unsur promosi atau mempengaruhi keyakinan pembaca akan suatu hal.
b.
Memengaruhi dan
meyakinkan (persuasif argumentatif)
Biasanya dalam hal ini, penulis memberikan
pendapatnya dengan tujuan untuk mengajak pembaca melakukan sesuatu atau memengaruhi
asumsi yang dimiliki oleh pembaca berdasarkan argumen yang dimiliki oleh
penulis.
c.
Menghibur khalayak
pembaca (rekreatif)
Penulis menyajikan kata atau kalimat yang berfungsi sebagai media hiburan bagi pembacanya tanpa ada unsur persuasif. Karena bersifat hiburan, biasanya pokok bahasan artikel ditulis lebih ringan.
3.
Ruang Lingkup
Artikel Koran/Majalah
A.
Jenis-Jenis Artikel
Secara
umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang
dihadapinya, antara lain:
1)
Artikel praktis
Atikel
jenis ini lebih banyak bersifat petunjuk praktis tentang cara melakukan sesuatu
(how to do it). Artikel praktis lebih
menekankan pada aspek ketelitian dan keterampilan daripada masalah pengamatan maupun
pengembangan pengetahuan serta analisis peristiwa. Artikel praktis biasanya
ditulis dengan menggunakan pola kronologis, artinya pesan disusun berdasarkan
urutan waktu atau tahapan pekerjaan.
2)
Artikel ringan
Artikel
ini lazimnya ditemukan pada rubrik anak-anak, remaja, wanita, dan keluarga.
Artikel jenis ini lebih banyak mengangkat topik bahasan yang ringan dengan cara
penyajiannya yang ringan pula serta dikemas dengan gaya paduan informasi dan
hiburan (infotainment), dalam arti tidak menguras pikiran. Untuk menerima
dan mencernanya, pembaca tidak memerlukan persiapan dan perhatian secara
khusus.
3)
Artikel halaman opini
Semua
artikel termasuk opini (views) sifatnya
subjektif sedangkan berita (news) bersifat
fakta objektif. Penamaan artikel halaman opini dimaksudkan terutama untuk
memudahkan dalam mengenali jenis-jenis artikel yang terdapat dalam surat kabar,
tabloid, dan majalah. Selain itu untuk mengenali karakteristik isinya, cara
pendekatannya, dan topik-topik yang dikupasnya.
Artikel
opini lazim ditemukan pada halaman khusus opini bersama tulisan opini yang lain
yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini
mengupas suatu masalah serius dan tuntas dengan merujuk pada pendekatan analisis
akademis yang sifatnya relatif berat. Karena itulah, artikel opini kerap
ditulis oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan, pengetahuan,
keahlian, atau pengalaman memadai di bidangnya masing-masing
4)
Artikel analisis
ahli
Artikel
ini lazim ditemukan pada halaman muka, halaman-halaman berita, atau halaman dan
rubrik-rubrik khusus tertentu. Artikel jenis ini ditulis oleh ahli atau pakar
di bidangnya dalam bahasa yang populer dan komunikatif. Artikel analisis ahli
mengupas secara tajam dan mendalam suatu persoalan yang sednag menjadi sorotan
dan bahan pembicaraan masyarakat. Topik yang diangkat dan dibahas seperti
ekonomi, politik, pendidikan, sosial, agama, budaya, industri, iptek.
Beberapa
surat kabar besar di Indonesia menyediakan ruang khusus untuk artikel analisis
ahli. Salah satu tujuannya antara lain, mendekatkan pokok masalah yang sedang
disorot dalam berita sebagai suatu persoalan yang mengandung pertanyaan, dengan
tinjauan pakar di bidang yang sama yang memberikan penjelasan dan jawaban
kepada sidang pembaca. Jadi, pembaca tidak hanya membaca berita yang memberikan
pengetahuan, tetapi juga mengikuti jalan pikiran dan temuan pakar yang
memberikan panduan dan kesimpulan tentang apa yang seharusnya dilakukan
B.
Karakteristik
Artikel
Artikel
yang ditulis untuk konsumsi surat kabar atau majalah memiliki tujuh
karakteristik:
1)
Ditulis dengan atas
nama (by line story)
Artikel
adalah karya individual. Sebagai karya individual, seperti puisi atau cerpen
dalam dunia fiksi, artikel harus mencantumkan dengan jelas nama penulisnya.
Untuk kategori artikel opini, nama penulis biasanya dicantumkan di atas, di
bawah judul. Sedangkan untuk artikel di luar kategori opini seperti artikel
ringan dan artikel praktis, nama penulis biasanya agak disembunyikan dengan
cara disimpan pada bagian akhir artikel, dan itu pun ditempatkan dalam kurung.
2)
Mengandung gagasan
aktual atau kontroversi
Artikel
apapun yang ditulis, hendaknya mengandung gagasan aktual, kontroversial, atau
kedua-duanya. Gagasan aktual berarti gagasan yang sifatnya baru, belum banyak
ditulis, diketahui atau dibicarakan orang dan sesuatu yang berada di luar batas
yang biasa atau yang lazim. Artikel haruslah menghindari gagasan usang, atau
sesuatu yang monoton. Gagasan baru dan segar diasumsikan memberikan alternatif
serta nilai manfaat tinggi bagi masyarakat yang akan diperhatikan, dibicarakan,
dan dijadikan rujukan.
3)
Menyangkut
kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca
Seorang
penulis tidak boleh asyik sendiri. Artikel yang ditulisnya harus lebih banyak
memberi manfaat bagi kepentingan mayoritas masyarakat sesuai dengan pangsa
pasar surat kabar atau majalah yang memuat artikel tersebut. Contoh:
artikel
opini yang mengupas dampak kenaikan tarif bahan bakar minyak (BBM) terhadap
tingkat pendapatan dan beban hidup masyarakat kelas menengah dan bawah di
perkotaan.
4)
Ditulis secara
referensial dengan visi intelektual
Artikel
adalah karya nonfiksi yang bertumpu pada dunia kognisi. Suatu artikel lahir
dari proses kreatif intelektual seseorang. Sebagai karya intelektual seseorang,
artikel apa pun yang ditulis haruslah didukung oleh seperangkat bacaan,
pengetahuan, dan teori yang relevan. Bacaan, pengetahuan, dan teori yang relevan
itu bisa didapat dari surat kabar, majalah, jurnal, hasil-hasil penelitian,
skripsi, disertasi, buku, internet. Artikel yang ditulis secara referensial
dengan visi intelektual, karena itu memiliki ciri, antara lain: logis,
sistematis, analitis, akademis, dan etis.
5)
Disajikan dalam
bahasa sederhana, jelas, menarik, hidup, segar, populer, komunikatif
Artikel
konsumsi surat kabar dan atau majalah harus tunduk pada bahasa jurnalistik.
Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang lazim ditemui dan
digunakan dalam pers seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Ciri utama
bahas jurnalistik adalah sederhana, jelas, lugas, singkat, menarik, segar,
ringan dicerna, mudah diingat, mudah dimengerti dan dipahami arti, maksud, dan
arahnya (komunikatif).
6)
Singkat dan tuntas
Singkat
mengandung dua pengertian, filosofis dan teknis. Singkat secara filosofis,
berarti tidak bertele-tele, tidak mendayu-dayu dan berputar-putar. Jadi,
tulislah secara ringkas, langsung pada pokok persoalan. Singkat secara teknis,
berarti disesuaikan dengan kapling atau ruangan yang tersedia, yang mana untuk
setiap surat kabar relatif berbeda-beda. Sebagai contoh, ada surat kabar
terbitan ibu kota yang rata-rata memuat artikel opini sepanjang 15-20 paragraf.
Tetapi ada juga yang rata-rata memuat 21-26 paragraf. Tuntas, artinya tidak
bersambung ke edisi berikutnya. Boleh saja bersambung ke halaman lain namun masih
tetap dalam edisi yang sama.
7)
Orisinal
Orisinal
menunjuk pada dua hal. Pertama, artikel yang ditulis merupakan asli karya sendiri,
bukan hasil menjiplak atau membajak. Untuk menghindari plagiat, maka seorang
penulis harus menguasai sekaligus mengamalkan etika penulisan dan penulisan
secara konstan. Kedua, artikel yang ditulis harus yang asli, bukan fotokopi
atau salinannya[3]
C.
Bagian-Bagian
Artikel
Pada umumnya bagian-bagian artikel terdiri atas judul (head), nama penulis (by name), pendahuluan (intro), isi (contents) dan penutup (closing).
1)
Judul
Judul merupakan identitas terpenting dari artikel yang diibaratkan seperti
kepala bagi manusia.
2)
Penulis (by name)
Penulis
mencantumkan nama di artikelnya. Dalam menulis artikel dapat dilakukan sendiri
maupun berdua. Walaupun menulis berdua sangat jarang dilakukan oleh penulis
artikel di media massa harian, namun pada majalah ilmiah hal ini lazim
dilakukan.
3)
Pendahuluan
Intro atau
pendahuluan merupakan kalimat atau paragraf pembuka sebagai awal penulisan
artikel.
4)
Isi
Yaitu
merupakan uraian isi pesan yang disampaikan kepada pembaca.
5)
Penutup
Kalimat atau
paragraf pada bagian terakhir sebagai penutup dari tulisan artikel.[4]
4.
Langkah Penyusunan
Artikel Koran/Majalah
Sebagai proses kreatif, menulis
artikel dibagi ke dalam tiga tahap: persiapan menulis (prewriting), pelaksanaan penulisan (writing), dan perbaikan materi tulisan (editing). Ketiga tahap ini sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang
dalam proses penulisan artikel.
A.
Tahap Persiapan
Pada
tahap ini kita harus menyiapkan beberapa hal, antara lain:
a.
Aspek administratif
Menyiapkan
hal-hal yang sifatnya administratif seperti mesin tik, pita mesin, komputer,
tinta, kertas, pensil, stabilo, dan sumber-sumber rujukan yang diperlukan
seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, kliping berita, kliping artikel.
Semua sumber rujukan itu sebaiknya sudah diberi tanda agar kita dengan cepat
dan mudah membaca serta mengutipnya pada saat pengetikan. Pastikan tak ada yang
terlewat.
b.
Aspek teknis
Memastikan
peralatan kerja yang kita perlukan berfungsi dengan baik. Mesin tik atau
komputer, begitu juga printer, dalam keadaan siap dan baik untuk digunakan, tidak
ada gangguan apapun. Kuasai programnya dengan baik. Tentukan kita akan mengetik
pada program apa, dan hindari penggunaan program yang akan lebih banyak
memberikan peluang kepada kita untuk coba-coba hanya karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman.
c.
Aspek akademis
Membuat
kerangka karangan (out line)
sederhana untuk memudahkan kita menulis sekaligus menghindari tumpang-tindih
bahasan. Gunakan Pola 3P dan Rumus ABC. Rumus ini sangat sederhana, mudah
dipahami dan dapat dilakukan oleh siapa pun.
1)
Pola Pendahuluan,
pembahasan, dan penutup(3P)
3P
merupakan singkatan dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Maksudnya dalam
penulisan artikel dibagi kedalam tiga bagian besar, yaitu (1) Pendahuluan, (2)
Pembahasan, (3) Penutup
2)
Rumus ABC
ABC
disini bukan merupakan singkatan, melainkan urutan pengerjaan yang sifatnya
alfabetis. Apabila dimaknai
lebih lanjut, maka A berarti P1 (pendahuluan), B berarti P2 (pembahasan), C
berarti P3 (penutup). Hal yang membedakan antara pola 3P dan rumus ABC yakni apabila
pada 3P masih berupa kerangka artikel yang belum terisi dan hanya sebatas konseptual,
sedangkan pada rumus ABC kerangka tersebut sudah harus diisi dengan pertanyaan tertentu
sehingga menjadi operasional dan fungsional.
d.
Aspek psikologis
Menulis
adalah kegiatan kreatif yang sangat menyenangkan. Jangan pernah menganggap
menulis adalah pekerjaan yang memberatkan atau menjengkelkan. Karena itu
buatlah suasana menulis menjadi menyenangkan. Jika merasa nyaman dan nikmat
menulis dengan ditemani musik, maka siapkan dan putarlah musik-musik pilihan
kesukaan. Siapkan pula makanan ringan atau camilan bila diperlukan. Singkat
kata, ciptakan situasi psikologis dan biologis yang menyenangkan sehingga
sanggup duduk lama di belakang mesin tik atau komputer (sebut saja minimal tiga
jam).
Untuk
menulis makalah, skripsi, atau buku, dianjurkan sanggup duduk menghadapi
komputer selama 5-6 jam nonstop. Setelah itu barulah istirahat selama satu jam,
dan dilanjutkan lagi selama 3-4 jam. Agar dapat menjadi penulis produktif, kita
harus disiplin. Jangan sampai baru 15 menit mengetik sudah beralih ke pekerjaan
lain, misal menonton televisi.
B.
Tahap Pelaksanaan
Penulisan
Pada
tahap pelaksanaan penulisan, pusatkan perhatian hanya pada tulisan dan
menghindari gangguan yang bisa membatalkan ide. Dengan berpedoman pada kerangka
karangan (out line) yang sudah dibuat
disertai daftar referensi yang sudah tersusun di atas meja, maka pekerjaan hanya
satu: menulis dan terus menulis.
a.
Kehabisan kata-kata
Masalah
yang sering dialami oleh penulis adalah kehabisan kata atau tidak dapat mengembangkan pokok bahasan lagi. Menurut Haris Sumadiria, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah ini, yaitu:
1)
Penjelasan
Secara sederhana, penjelasan berarti membuat keterangan atau uraian terhadap suatu persoalan yang dibahas. Dengan memberikan penjelasan makna kata, istilah dan gagasan yang dibahas akan mudah dipahami secara lebih baik.
2)
Contoh
Kata dan kalimat yang ada pada opini biasanya merupakan gambaran hal yang bersifat abstrak. Contoh diperlukan untuk menggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi konkret.
3)
Perbandingan
Perbandingan merupakan uraian artikel yang dapat menjelaskan kepada pembaca. Misalnya membandingkan antara negara satu dengan negara lain.
4)
Kutipan
Menyertakan kutipan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan artikel. Kutipan dapat diambil dari kitab suci, tokoh, surat kabar, majalah, buku atau referensi-referensi
lain yang relevan dengan topik yang dibahas.
Kutipan berfungsi untuk mengembangkan bahasan, mendukung,
menguatkan, serta membangun kredibilitas gagasan penulis.
5)
Statistik
Data statistik dapat menghidupkan angka-angka yang ada di
artikel. Dengan demikian,
pembaca dapat terbantu dalam memahami atau mengenali apa yang ada dalam statistik.
6)
Penegasan
Penegasan yaitu menyatakan kembali suatu pokok masalah dengan penyusunan redaksi yang berbeda.
Penegasan berarti memberikan penekanan pada kata atau kalimat tertentu dengan maksud untuk dijadikan rujukan bagi pembaca.
b.
Gaya penulisan artikel
Gaya penulisan seseorang menentukan bisa tidaknya
sebuah artikel dimuat di surat kabar. Ada beberapa gaya penulisan selain mengikuti gaya penulisan penerbit surat kabar. Diantara gaya penulisan tersebut yakni:
1)
Gaya penulisan harus kritis,
analitis dan eksplanatif atau bukan karangan fiksi.
2)
Hindari penggunaan istilah atau
bahasa teknis ilmiah, gunakanlah bahasa ilmiah popular, disertai penjelasan
dengan bahasa yang sederhana.
3)
Alur pemaparan harus runtut dan
logis.
4)
Tulisan harus terfokus,
terorganisir, punya latar belakang yang jelas.
5)
Tidak bertele-tele, bombastis
atau malah vulgar.
6)
Menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Penggunaan bahasa asing atau bahasa daerah sebaiknya disertai
padan kata atau penjelasan.
7)
Tidak menggunakan ungkapan
kalimat klise atau normatif.[5]
C.
Tahap Perbaikan Materi Tulisan (Penyuntingan)
Pada tahap perbaikan atau
penyuntingan materi tulisan, kita harus membaca, memperhatikan, mengoreksi,
serta melakukan revisi terhadap beberapa hal yang menyangkut aspek teknis dan
aspek substansi (materi isi) tulisan, anatara lain meliputi:
a.
Revisi judul
Baca dan periksa kembali judul
artikel yang sebelumnya kita beri status “sementara”. Pikirkan dan putuskan
apakah judul “sementara” itu akan ubah statusnya menjadi judul “permanen”,
ataukah perlu diperbaiki kembali sehingga menjadi lebih baik dan memiliki nilai
judul tinggi di mata pers dan khalayak pembaca.
b.
Revisi intro
Intro adalah bagian pembuka atau
pendahuluan. Intro artikel yang baik cukup tiga paragraf. Tak boleh dari itu
dan pastikan intro yang ditulis sudah memenuhi syarat: ringkas, menarik, dan
ditulis dalam bahasa jurnalistik yang baik.
c.
Revisi komposisi
Komposisi berarti susunan.
Susunan haruslah beraturan dan artikel yang baik harus tunduk pada hukum
komposisi. Sekali keluar dari hukum komposisi, maka artikel yang dibuat tak
ubahnya permainan sirkus. Kepala dijadikan kaki, kaki dijadikan kepala. Karena
itu periksalah apakah komposisi artikel yang dibuat sudah baik.
d.
Revisi akuransi
Telitilah dalam mengutip nama
seseorang, jabatan, pangkat, kedudukan, alamat, angka, tanggal, bulan, tahun.
Salah tulis, salah mengetik angka, besar akibatnya. Jangan sampai muncul
tudingan sebagai penulis ceroboh. Biasakan bekerja dengan cepat tetapi juga
tepat dan akurat. Setelah semuanya diyakini tidak ada yang salah tulis atau
salah kutip, telitilah kembali apakah data yang dikutip dan paparkan relevan
dengan pokok bahasan. Jika kurang relevan, sebaiknya kutipan atau data tersebut
dihapus.
e.
Revisi ejaan dan istilah teknis
Tanpa sadar, kita sering menggunakan
istilah-istilah teknis yang hanya dimengerti dan dipahami oleh lingkungan
sendiri yang sangat terbatas. Ganti istilah teknis itu dengan istilah yang
dipahami umum. Kalau tak terhindarkan, beri penjelasan istilah teknis itu dalam
tanda kurung.
f.
Revisi gramatika
Berkomunikasi secara tertulis,
jauh berbeda dengan berkomunikasi secara lisan. Bahasa lisan lebih banyak
menekankan pengertian. Bahasa tulis lebih menekankan pada struktur dan
makna. Berhati-hatilah dalam masalah tata
bahasa, struktur kalimat, paragraf, kata, dan ejaan. Gunakan kalimat-kalimat
pendek, tegas, jelas, sederhana, mudah dimengerti dalam membuat paragraf.
g.
Revisi bobot dan substansi materi
tulisan
Menulis tidak sekedar untuk
memberi tahu, meyakinkan, membujuk atau memengaruhi pembaca dan menghibur
mereka. Menulis juga menunjukkan kapasitas dan kredibilitas penulis. Menulis
suatu topik sebaiknya disesuaikan dengan disiplin ilmu, pengetahuan, keahlian,
atau bidang pengalaman penulis. Uji kualitatif seperti itu juga diperlukan agar
tidak salah dalam mengirim artikel.
h.
Asumsi dampak yang diharapkan
Menulis berarti berkomunikasi.
Menurut teori, komunikator yang baik adalah yang senantiasa memperhatikan umpan
balik. Komunikasi harus efektif agar mencapai hasil seperti yang kita harapkan.
Dalam kerangka inilah, kita selayaknya membuat peta asumsi dampak yang
diharapkan terhadap dan dari khalayak pembaca.
5.
Contoh Artikel Koran/Majalah
Integritas
Kritik paling tajam untuk bangsa Indonesia saat ini
adalah: kehilangan integritas. Kita sebagai bangsa dipandang semakin jauh dari
nilai-nilai kebenaran. Carut marutnya hukum di negeri ini sebagai pertanda
nyata bahwa hukum dan aturan itu sangat relatif, tergantung siapa dan bagaimana
hukum itu diperuntukkan dan diberlakukan.
Integritas adalah sikap konsisten terhadap apa yang
diucap dengan apa yang diperbuat. Ia bisa berarti satunya kata dan perbuatan.
Apa yang diucapkan itulah yang dilakukan. Kalau diatas mimbar dia berpidato,
mari kencangkan ikat pinggang, mari hidup sederhana, mari berantas korupsi, maka
dalam perilaku keseharian pun dia akan benar-benar mengencangkan ikat pinggang,
hidup sederhana, tidak korupsi.
Berlawanan dengan integritas adalah hipokrit. Perilaku
yang tidak konsisten antara yang diucap dengan yang diperbuat. Mulut berbusa
mengatakan kencangkan ikat pinggang, hidup sederhana, anti korupsi, tetapi
sehari-hari terlihat perutnya buncit kebanyakan makan, kemana-mana naik mobil
mewah, dengan pengusaha kerjanya berkolusi. Manusia-manusia semacam inilah yang
sekarang ini justru makin banyak jumlahnya di negeri ini.
Integritas berbeda dengan jujur. Dalam integritas
otomatis terkandung makna jujur. Artinya, orang yang memiliki integritas sudah
pasti orang yang jujur, karena cenderung mengatakan hal-hal positif untuk
melakukan hal-hal yang positif. Sebaliknya, orang yang jujur belum tentu
memiliki integritas, karena jujur lebih mengarah pada apa yang diperbuat itulah
yang diucap. Dengan demikian, dalam kejujuran masih terdapat ruang untuk
mengatakan hal-hal yang negatif bila yang diperbuatnya adalah hal-hal yang
negatif. Dari perbandingan ini, kita boleh mengambil kesimpulan bahwa
integritas memiliki nilai lebih dibanding kejujuran. Orang dituntut membangun
sikap berintegritas daripada berkejujuran
Mengapa demikian? Integritas hanya dapat diperoleh dengan
membangun komitmen pribadi yang sangat kuat. Perlu konsistensi pola pikir dan
pola sikap karena keduanya harus selalu berada dalam ukuran nilai yang jelas
dan positif. Sedang jujur, terkadang perlu pemaksaan untuk mengakuinya. Seorang
penjahat perlu disiksa sampai babak belur dulu sebelum berkata jujur.
Kembali kepada kritik untuk bangsa Indonesia tercinta,
ternyata membangun integritas bangsa itu perlu keberanian untuk mulai: kalau
polisi bilang mari berantas kejahatan, bila ada jaksa dan hakim bilang mari
tegakkan keadilan, bila ada jaksa dan hakim yang tidak adil, ya harus
dicungkil. Kalau Presiden bilang mari berantas korupsi, ya dia sendiri yang
akan usut siapa saja yang terindikasi. Berani begitu?.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Seorang penulis harus memiliki perspektif yang berbeda
dan mendalam ketika membuat sebuah artikel koran / majalah. Artikel termasuk
karangan yang dianalisa dari perspektif berbeda dan bersifat subjektif.
Artikel memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk memberitahu
(informatif) memengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau
menghibur khalayak pembaca (rekreatif). Sebelum membahas lebih lanjut tentang
teknik penulisan artikel, penulis harus mengetahui apa saja ruang lingkup
artikel, diantaranya:
1.
Jenis-jenis artikel
2.
Karakteristik
artikel
3.
Bagian- bagian
artikel
Banyak penulis yang kesulitan membuat artikel dikarenakan
tidak mengetahui langkah- langkah dan teknik penulisan artikel. Pada umumnya
ada tiga langkah yang digunakan dalam menyusun sebuah artikel.
1.
Tahap persiapan
2.
Tahap pelaksanaan
penulisan
3.
Tahap perbaikan materi tulisan (penyuntingan)
DAFTAR PUSTAKA
Djuroto, Totok dan
Bambang Suprijadi. 2009. Menulis Artikel
dan Karya Ilmiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sumadiria, Haris. 2011. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Cetakan Keenam. Bandung:
Tim Penulis Muda. 2010. Bunga
Rampai Artikel. Sem
[1]Totok
Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis
Artikel dan Karya Ilmiah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 3-4
[2]AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel
dan Tajuk Rencana (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 1-2
[3]AS Haris
Sumaridia, Menulis Artikel Dan Tajuk
Rencana (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), hal. 4-10
[6]Tim Penulis Muda.. Bunga Rampai Artikel.
(Semarang: Karya Aksara. 2010)